- Home>
- Aktiva Tetap Berwujud
Posted by : kiokue
Sabtu, 29 Desember 2012
BAB 12
AKTIVA TETAP BERWUJUD
Perolehan, Penggunaan dan Pemberhentian
Pengertian Aktiva Tetap Berwujud
Yang
dimaksud dengan aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang
sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal.
Istilah relatif permanen menunjukan sifat dimana aktiva yang bersangkutan dapat
digunakan dalam jamgka waktu yang relatif cukup lama. Jadi aktiva berwujud yang
umurnya lebih dari satu periode akuntansi di kelompokan sebagai aktiva tetap
berwujud. Dari berbagai macam aktiva tetap berwujud untuk tujuan akuntansi
dilakukan pengelompokan sebagai berikut :
a. Aktiva
tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan,
pertanian dan peternakan.
b. Aktiva
tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa
diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya bangunan, mesin, alat-alat,mebel,
kendaraan dan lain-lain.
c. Aktiva
tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak
dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya sumber-sumber alam seperti
tambang, hutan dan lain-lain.
Pengeluaran-Pengeluaran Modal dan
Pendapatan
Perlakuan
akuntansi terhadap pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan perolehan
dan penggunaan aktiva tetap dapat di bagi menjadi dua, yaitu :
a) Pengeluaran
modal (capital expenditures) adalah pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh
manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi.
Pengeluaran-pengeluaran seperti ini di catat dalam rekening aktiva
(dikapitalisasi)
b) Pengeluaran
pendapatan (revenue expenditures) adalah pengeluaran-pengeluaran untuk
memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam periode akuntansi yang
bersangkutan. Oleh karena itu pengeluaran-pengeluaran seperti ini dacatat dalam
rekening biaya.
Prinsip Penilaian
Aktiva Tetap Berwujud
Dalam hubungannya dengan penilaian aktiva tetap berwujud, PSAK
No. 16 menyatakan :
·
Suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi
untuk di akui sebagai suatu aktiva dan dikelompokan sebagai aktiva tetap, pada
awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan.
Yang dimaksud dengan biaya (harga) perolehan aktiva tetap
adalah jumlah kas atau setara kas yang di bayarkan atau nilai wajar imbalan
lain yang di berikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi
sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk
digunakan.
Harga Perolehan Aktiva
Tetap Berwujud
Tanah
Harga perolehan tanah diperoleh dari berbagai elemen seperti
(a) harga beli, (b) komosi pembelian, (c) bea balik nama, (d) biaya penelitian
tanah, (e) iuran-iuran (pajak-pajak) selama tanah belum dipakai, (f) biaya
merobohkan bangunan lama, (g) biaya perataan tanah, pembersihan dan pembagian,
(h) pajak-pajak yang jadi beban pembeli pada waktu pembelian tanah.
Bangunan
Biaya yang dikapitalisasikan sebagai harga perolehan gedung
adalah (a) harga beli, (b) biaya perbaikan sebelum gedung itu dipakai, (c) komisi
pembelian, (d) bea balik nama, (e) pajak-pajak yang menjadi tanggunganpembeli
pada waktu pembelian. Apabila gedung di buat sendiri maka harga perolehan
gedung terdiri dari (a) biaya-biaya pembuatan gedung, (b) biaya perencanaan,
gambar dan lain-lain, (c) biaya pengurusan izin bangunan, (d) pajak-pajak
selama masa pembangunan gedung, (e) bunga selama masa pembuatan gedung, (f)
asuransi selama masa pembangunan.
Mesin dan Alat-alat
Yang merupakan harga perolehan mesin dan alat-alat adalah (a)
harga beli, (b) pajak-pajak yang menjadi beban pembeli, (c) biaya angkut, (d)
asuransi selama dalam perjalanan, (e) biaya pemasangan, (f) biaya-biaya yang
dikeluarkan selama masa percobaan mesin.
Alat-alat Kerja
Karena harga perolehannya cukup kecil maka biasanya alat-alat
ini tidak didepresiasikan tetapi diperlakukan sebagai berikut.
1. Pada
waktu pembelian dikapitalisasi, kemudian setiap akhir periode dihitung
fisiknya, selisihnya dicatat sebagai biaya untuk periode itu dan rekening
alat-alat kerja dikredit, atau
2. Dikapitalisasi
sebagai aktiva dengan jumlah tertentu dan dianggap sebagai persediaan normal,
kemudian setiap kali pembelian baru di bebankan sebagai biaya.
Pattern dan Dies/Cetakan-cetakan
Cetakan-cetakan yang dipakai untuk produksi
dalam beberapa periode dicatat dalam rekening aktiva tetap dan didepresiasikan selama
umur ekonomisnya. Tetapi jika cetakan itu dipakai hanya untuk memproduksi
pesanan khusus, maka harga perolehannya dibebankan sebagai biaya produksi
pesanan tersebut.
Perabot (Mebelair) dan Alat-alat Kantor
Yang
termasuk dalam harga perolehan perabot atau alat-alat kantor adalah harga beli,
biaya angkut dan pajak-pajak yang menjadi tanggungan pembeli.
Kendaraan
Yang
termasuk harga perolehan kendaraan adalah harga faktur, bea balik nama dan
biaya angkut. Harga perolehan kendaraan ini didepresiasi selama masa
kegunaannya.
Tempat Barang yang Dapat Dikembalikan
(Returnable Container)
Yang
termasuk dalam returnable container adalah barang-barang yang dipakai sebagai
tempat dari produk yang dijual seperti botol, drum, tangki dan lain-lain.
Barang-barang tersebut merupakan aktiva perusahaan dan akan disusut selama umur
kegunaannya. Apabila tempat barang itu dapat dikembalikan maka harga jual tidak
termasuk harga tempat barang tersebut.
Cara-Cara Perolehan Aktiva Tetap
1. Pembelian
Tunai
2.
Pembelian secara Lumpsum/Gabungan
Perolehan
Melalui Pertukaran
1. Ditukar
dengan Surat-surat Berharga
2. Ditukar
dengan Aktiva Tetap yang Lain
1) Pertukaran
aktiva tetap yang tidak sejenis
2) Pertukaran
aktiva sejenis
3. Pembelian
Angsuran
4. Diperoleh
dari Hadiah/Donasi
5. Aktiva
yang Dibuat Sendiri
Biaya-Biaya Selama Masa
penggunaan Aktiva Tetap
1. Reparasi
dan Pemeliharaan
2. Penggantian
3. Perbaikan
(Betterment/Improvement)
4. Penambahan
(Addition)
5. Penyusunan
Kembali Aktiva Tetap (Rearrangement)
Pemberhentian Aktiva
Aktiva
tetap bisa dihentikan pemakaiannya dengan cara dijual, ditukarkan, ataupun
karena rusak. Pada waktu aktiva tetap dihentikan dari pemakaian maka semua
rekening yang berhubungan dengan aktiva tersebut dihapuskan. Apabila aktiva itu
dijual maka selisih antara harga jual dengan nilai buku atau nilai residu
dicatat sebagai laba atau rugi.
Asuransi Kebakaran
Perusahaan
biasanya mengasuransikan harta bendanya terhadap kemungkinan timbulnya kerugian
karena kebakaran. Perjanjian asuransi ini dinyatakan dalam polis. Perusahaan
asuransi akan mengganti kerugian dalam hal adnya kebakaran, maksimum sebesar
jumlah pertanggungan yang dinyatakan dalam polis. Perusahaan yang
mengasuransikan harta bendanya membayar premi asuransi dan biasanya
pembayarannya dimuka untuk jangka waktu tertentu.
Asuransi Bersama
Syarat
asuransi bersama adalah syarat yang menyatakan bahwa apabila harta benda
diasuransikan (dipertanggungkan) dengan jumlah yang lebih rendah daripada suatu
persentase tertentu dari harga pasar benda tersebut pada saat terjadinya
kebakaran, maka perusahaan yang mempertanggungkan akan memikul kerugian karena
kebakaran sebanding dengan selisih jumlah pertanggungan dengan persentase
tertentu dari harga pasar tersebut.
Polis Gabungan
Apabila
perusahaan mengasuransikan beberapa aktiva dalam satu polis, maka polis atu
akan menunjukkan syarat alokasi yang dasarnya adalah harga pasar aktiva-aktiva
tersebut pada saat terjadinya kebakaran.
BAB 13
AKTIVA TETAP BERWUJUD
Depresiasi dan Deplesi
Depresiasi
Depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap
yang secara sistematis dialokasikan menjadi biya setiap periode akuntansi.
Menurut PSAK No. 17, depresiasi (penyusutan) adalah alokasi jumlah suatu aktiva
yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi yang akan
dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Aktiva
tetap yang dapat disusutkan adalah aktiva yang :
a) Diharapkan
untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi.
b) Memiliki
masa manfaat yang terbatas.
c)
Dimiliki oleh suatu perusahaan untuk digunakan
dalam produksi atau memasok barang atau jasa, untuk disewakan atau untuk tujuan
administrasi.
Comitte on terminology dari AICPA (1953) memberikan definisi
sebagai berikut:
Akuntansi depresiasi adalah suatu sistem akuntansi yang
bertujuan untuk membagikan harga perolehan atau nilai dasar lain dari aktiva
tetap berwujud, dikurangi nilai sisa (jika ada), selama umur kegunaan unit itu
yang ditaksir (mungkin berupa suatu kumpulan aktiva-aktiva) dalam suatu cara
yang sistematis dan rasional. Ini merupakan proses alokasi, bukan penilaian.
Beban depresiasi untuk suatu tahun adalah sebagian dari jumlah total beban itu
yang dengan sistem tersebut dialokasikan ketahun yang bersangkutan. Meskipun
dalam alokasi itu diperhitungkan hal-hal yang terjadi selama tahun itu,
tidaklah dimaksudkan sebagai suatu alat pengukur terhadap akibat-akibat dari kejadian-kejadian
itu.
Sebab-sebab Depresiasi
Faktor-faktor yang menyebabkan depresiasi bisa dikelompokan
menjadi dua, yakni:
a. Faktor-faktor
fisik
Faktor-faktor fisik yang
mengurangi fungsi aktiva tetapa adalah aus karena dipakai (wear and tear), aus
karena umur (deterioration and decay) dan kerusakan-kerusakan.
b. Faktor-faktor
fungsional
Faktor-fakto funsional yang
membatasi umur aktiva tetap antara lain, ketidakmampuan aktiva untuk memenuhi
kebutuhan produksi sehingga perlu diganti dan karena adanya perubahan
permintaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan, atau karena adanya
kemajuan teknologi sehingga aktiva tersebut tidak ekonomis lagi jika dipakai.
Faktor-faktor dalam Menentukan Biaya
Depresiasi
Ada
tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam meenetukan beban depresiasi setiap
periode. Faktor-faktor itu ialah:
a. Harga
Perolehan (cost)
b. Nilai
Sisa (residu)
c. Taksiran
Umur Kegunaan (Masa Manfaat)
Metode Perhitungan
Depresiasi
Metode Garis Lurus
(Straight Line Method)
Metode ini adalah metode depresiasi yang paling sederhana dan
banyak digunakan. Dalam cara ini beban depresiasi tiap periode jumlahnya sama
(kecuali kalau ada penyesuaian-penyesuaian).
Metode Jam Jasa
(Service Hours Method)
Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva (terutama
mesin-mesin) akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya (full time)
dibanding dengan penggunaan yang yang tidak sepenuhnya (part time). Dalam cara
ini depresiasi dihitung dengan dasar satuan jam. Beban depresiasi periodik
besarnya akan sangat tergantung pada jam jasa yang terpakai (digunakan).
Metode Hasil Produksi
(Productive Output Method)
Dalam metode ini umur kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan
jumlah unit hasil produksi. Beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil
produksi, sehingga depresiasi tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan
fluktuasi dalam hasil produksi. Dasar teori yang dipakai adalah bahwa suatu
aktiva itu dimiliki untuk menghasilkan produk, sehingga depresiasi juga di
dasarkan pada junlah produk yang dapat dihasilkan.
Metode Beban Berkurang
(Reducing Charge Methods)
Dalam metode ini beban depresiasi tahun-tahun pertama akan
lebih besar daripada beban depresiasi tahun-tahun berikutnya. Metode ini
didasarka pada teori bahwa aktiva yang baru akan dapat digunakan dengan lebih
efisien dibandingkan dengan aktiva yang lebih tua. Begitu juga biaya reparsi
dan pemeliharaannya. Ada 4 cara untuk menghitung beban depresiasi yang menurun
dari tahun ke tahun, yaitu :
1) Metode
jumlah angka tahun (sum of year’s digit method)
2) Metode
saldo menurun (declining balance method)
3) Double
declining balance method
4) Metode
tarif menurun (declining rate on cost method)
Metode Tarif
Kelompok/Gabungan
Metode ini merupakan cara perhitungan depresiasi untuk
kelompok aktiva tetap sekaligus. Metode ini adalah metode garis lurus yang
diperhitungkan terhadap sekelompok aktiva. Apabila aktiva yang dimiliki
mempunyai umur dan fungsi yang berbeda, maka aktiva ini bisa dibagi-bagi
menjadi beberapa kelompok , untuk masing-masing fungsi. Depresiasi
diperhitungkan terhadap masing-masing kelompok.
Metode-metode Khusus
Pembebanan depresiasi bisa dilakukan tidak dengan dasar
alokasi harga perolehan , tetapi dengan menggunakan dasar-dasar yang lain.
Metode ini dapat diterima jika terdapat kesulitan-kesulitan untuk menghitung
depresiasi dengan cara yang biasa. Biasanya metode-metode khusus ini dipakai
untuk membebankan depresiasi alat-alat kerja (small tools) yang dimiliki dalam
jumlah yang besar dan digunakan dalam perusahaan-perusahaan umum (public
utilities). Metode perhitungan depresiasi yang khusus adalah sebagai berikut :
a. Sistem
Penilaian/Persediaan
b. Sistem
Pemberhentian
c. Sistem
Penggantian
d. Depresiasi
untuk Sebagian Periode
Metode Garis Lurus
Bila digunakan metode garis lurus, ketentuan-ketentuan diatas
dapat diterapkan. Ada kalanya perusahaan menghitung depresiasinya untuk bagian
periode berdasarkan pada jumlah hari sesungguhnya. Kelihatannya cara ini akan
memberikan hasil yang lebih teliti. Akan tetapi, bila dihubungkan dengan
taksiran umur total, maka tidak ada peningkatan ketelitian yang diperoleh.
Perbedaan dasar bulanan dengan harian dikaitkan dengan taksiran umur ekonomis
todaka akan mengakibatkan selisih jumlah yang cukup berarti.
Metode Jumlah Angka
Tahun
Dalam metode jumlah angka tahun, bila terjadi perhitungan
depresiasi untuk sebagian periode, perlu dilakukan dua langkah :
1) Menghitung
depresiasi tahunan
2) Mengalokasikan
depresiasi tahunan ke masing-masing periode atas dasar waktu.
Metode Double Declining
Balance
Metode doble declining balance dalam perhitungan depresiasi,
menggunakan tarif depresiasi yang dihitung dengan metode garis lurus dikali
dua. Apabila aktiva tetap dibeli tidak pada awal periode, maka untuk menghitung
beban depresiasi tahunan , perlu dilakukan perhitungan dengan dua langkah
sebagai berikut :
1) Menghitung
depresiasi tahunan
2) Mengalokasikan
depresiasi tahunan ke masing-masing periode atas dasar waktu.
Deplesi
Pengertian Deplesi
Berkurangnya harga perolehan (cost) atau nilai sumber-sumber
alam seperti tambang dan hutan kayu yang disebabkan oleh perubahan (pengolahan)
sumber-sumber alam tersebut sehingga menjadi persediaan disebut deplesi.
Beberapa perbedaan antara deplesi dan depresiasi adalah sebagai berikut :
Ø Deplesi
merupakan pengakuan terhadap pengurangan kuantitatif yang terjadi dalam
sumber-sumber alam, sedangkan depresiasi merupakan pengakuan terhadap
pengurangan service (manfaat ekonomi) yang terjadi dalam aktiva tetap.
Ø Deplesi
digunakan untuk aktiva tetap yang tidak dapat diganti langsung dengan aktiva
yang sama jika sudah habis, sedangkan depresiasi digunakan untuk aktiva tetap
yang pada umumnya dapat diganti jika sudah habis.
Ø Deplesi
adalah pengakuan terhadap perubahan lengsung dari suatu sumber alam menjadi
barang yang dapat dijual, sedangkan depresiasi adalah alokasi harga perolehan
ke pendapatan periode yang bersangkutan untuk suatu service yang dihasilkan
(kecuali dalam perusahaan di mana depresiasi di hitung berdasar hasil produksi).
Sumber-sumber alam disebut
juga wasting assets.
Metode Perhitungan Deplesi
Untuk
menghitung deplesi ada 3 hal yang harus diperhatikan yaitu :
a) Harga
perolehan aktiva
Dalam hal sumber-sumber
alam, harga perolehannya adalah pengeluaran sejak memperoleh izin sampai sumber
alam itu dapat diambil hasilnya. Jika kumpulan pengeluaran itu terlalu kecil
maka dilakukan penilaian terhadap sumber alam tersebut.
b) Taksiran
nilai sisa apabila sumber alam suda selesai dieksploitasi.
c) Taksiran
hasil yang secara ekonomis dapat dieksploitasi.
Revisi Perhitungan
Deplesi
Koreksi terhadap deplesi dapat dilakukan dengan 2 cara sebagai
berikut:
Ø Deplesi
tahun-tahun lalu yang sudah dicatat dikoreksi, begitu juga untuk deplesi yang
akan datang.
Ø Deplesi
tahun-tahun lalu yang sudah dicatat tidak dikoreksi, tetapi deplesi tahun-tahun
yang akan datang dilakukan dengan data yang terakhir.
BAB 14
AKTIVA TETAP BERWUJUD
Penilaian Kembali
Perubahan Harga
Perolehan Dan Taksiran Umur/Masa
Dalam masa penggunaaan aktiva tetap, seringkali timbul
biaya-biaya yang akan dikapitalisasi dalam rekening aktiva, sehingga harga
perolehannya akan berubah. Perubahan ini akan mempengaruhi depresiasi aktiva
tersebut. Begitu juga jika bila di ketahui bahwa taksiran umur aktiva sudah
dilakukan dengan tidak benar, hal ini mengakibatkan perhitungan depresiasinya
juga menjadi tidak benar.
Perubahan Harga
Perolehan
Perhitungan depresiasi selama umur suatu aktiva mungkin perlu
diubah jika terjadi pengeluaran-pengeluaran yang dikapitalisasi dalam rekening
aktiva tersebut. Pengeluran-pengeluaran yang dikapitalisasi adalah
pengeluaran-pengeluaran untuk memperbesar aktiva. Karena harga perolehan aktiva
berubah, maka perhitungan depresiasinya perlu diubah.
Perubahan Taksiran
Umur/Masa Manfaat
Kesalahan-kesalahan penaksiran umur aktiva akan berakibat
kesalahan dalam menghitung beban depresiasi. Apabila diketahui bahwa taksiran
umur aktiva dibuat dengan tidak benar maka tindakan perbaikan/koreksi dapat
dengan menggunakan salah satu cara berikut :
1)
Nilai buku aktiva pada saat diketahui adanya
kesalahan tidak diubah, perubahan dilakukan terhadap perhitungan depresiasi
untuk sisa umur aktiva untuk mengimbangi kesalahan-kesalahan yang sudah
terjadi.
2)
Nilai buku aktiva direvisi sehingga menunjukkan
jumlah yang sesuai dengan taksiran umur yang baru. Depresiasi tahun-tahun yang
lewat direvisi dan perhitungan depresiasi tahun-tahun yang berikutnya
didasarkan pada taksiran umur yang baru.
Aktiva Tetap Yang Sudah
Habis Didepresiasi
Aktiva tetap mungkin
masih digunakan walaupun harga perolehannya sudah habis didepresiasi. Keadaan
ini bisa timbul dari dua sebab yaitu (1) keliru dalam membuat taksiran umur dan
(2) umurnya tidak ditaksir keliru, tetapi perusahaan tidak mampu untuk
mengganti aktiva tetap tersebut dengan aktiva baru.
Penyimpangan Dari
Prinsip Harga Perolehan (cost)
Di Indonesia pemerintah telah beberapa kali mengeluarkan
peraturan mengenai revaluasi, karena dengan adanya penilaian kembalia akan mempengaruhi
perhitungan pajak perseroan atau pendapatan yang dihitung dari laba bersih.
Peraturan-peraturan tentang revaluasi (penilaian kembali) itu ialah :
a. Keputusan
Penyesuaian Pajak Perseroan 1953.
b. Peraturan
Presiden No. 21 tahun 1965 yang berlaku untuk perusahaan negara dan Peraturan
Presiden No. 25 tahun 1965 yang berlaku untuk perusahaan swasta.
c. Surat
Keputusan Menteri Keuangan RI No. 508/MK/II/7/1971 yang dikeluarkan tanggal 7 Juli
1971 diperlakukan untuk perusahaan negara dan swasta.
d. Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 109/KMK.04/1979 yang mengatur
mengenai Penilaian Kembali Aktiva Tetap Badan-badan Usaha pada tanggal 1
Januari 1979. Surat keputusan ini dikeluarkan pada tanggal 27 Maret 1979 dan
terkenal dengan nama Paket 27 Maret.
e. Keputusan
Menteri Keuangan No. 1677/MK/II/12/1978.
f.
Keputusan Menteri Keuangan No. 66/KMK/04/1982
tanggal 3 Februari 1982.
g. Keputusan
Menteri Keuangan No. 507/KMK/04/1996.
Depresiasi Untuk Aktiva
Yang Sudah Dinilai Kembali
Apabila aktiva tetap sudah dinilai kembali, tersedia dua macam
data yaitu data harga perolehan kembali dan data penilaian kembali. Perhitungan
depresiasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu data tersebut.
a) Depresiasi
Dihitung dari Jumlah Harga Perolehan
b) Depresiasi
Dihitung Atas Dasar Nilai Dasar Nilai Baru yang Berasal dari Penilaian Kembali
Penjualan Aktiva Tetap
Yang Sudah Dinilai Kembali
Aktiva tetap yang sudah dinilai kembali ke atas, jika dijual
maka perhitungan laba atau rugi penjualannya didasarkan pada perbandingan nilai
buku aktiva tetap dengan harga jualnya. Penjualan ini dicatat dengan
menghapuskan semua rekening yang berhubungan dengan aktiva tetap baik yang
berasal dari harga perolehan maupun penilaian kembali.
Penilaian Nilai Aktiva
Tetap
Dalam keadaan harga-harga turun, aktiva tetap yang dibeli pada
waktu harga masih tinggi menunjukkan harga perolehan yang terlalu besar.
Apabila penurunan harga ini jumlahnya cukup besar dan diperkirakan akan tetap
maka akan dapat dilakukan penurunan nilai aktiva tetap. Penurunan nilai ini
dibebankan ke rekening laba tidak dibagi tanpa membedakan perubahan umur dan
penurunan nilainya.
Reorganisasi Semu
(Quasi Reorganization)
Pada umumnya reorganisasi semu dapat dilakukan apabila
terdapat keadaan-keadaan sebagai berikut:
a. Terdapat
suatu jumlah defisit yang besar.
b. Merupakan
suatu alternatif yang lain dari reorganisasi yang legal dan disetujui oleh
pemegang saham dan kreditur.
c. “Cost
Basis” untuk menyatakan nilai aktiva tetap tidak rasional ditinjau dari sudut
going concern.
d. Laba
tidak dibagi dan saldo-saldo agio saham tidak mencukupi untuk menyerap beban
depresiasi.
e. Jika
diinginkan laporan keungan yang menunjukkan hasil-hasil yang layak.
Apabila terdapat keadaan seperti di atas maka reorganisasi
semu dapat diterima sebagai suatu prosedur untuk menurunkan nilai aktiva tetap.
Karakter dari reorganisasi semu adalah sebagai berikut:
1. Jumlah
dalam rekening-rekening aktiva tetap berwujud diturunkan.
2. Rekening
modal dan agio saham diturunkan dan rekening laba tidak dibagi saldonya menjadi
nol sesudah reorganisasi semu.
3. Rekening
laba tidak dibagi diberi tanggal yang menunjukkan adanya reorganisasi semu.
4. Diperlukan
penjelasan di dala laporan-laporan keuangan.
5. Tidak
ada perubahan kesatuan usaha.
Menurut PSAK No. 51 syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu
perusahaan untuk melakukan kuasi reorganisasi adalah :
a. Perusahaan
mengalami defisit dalam jumlah yang material.
b. Perusahaan
harus memiliki status kelancaran usaha dan memiliki prospek yang baik pada saat
kuasi reorganisasi dilakukan.
c. Perusahaan
tidak sedang menghadapi permohonan kepailitan.
d. Tidak
bertentangan dengan dengan peraturan perundangan yang berlaku.
e. Saldo
ekuitas sesudah kuasi reorganisasi harus positif.
